Museum Omahku Memoriku, Sepenggal Memori Dahsyatnya Letusan Gunung Merapi

Dahsyatnya letusan Gunung Merapi tahun 2010 menyisakan duka mendalam bagi masyarakat di sekitarnya. Ribuan orang mengungsi dan sebanyak 353 orang meninggal dunia, termasuk juru kunci Merapi yakni Mbah Maridjan. Selain korban jiwa, rumah tinggal juga luluh lantah, salah satunya rumah seorang warga bernama Sariadji yang kini menjadi Museum Omahku Memoriku.
Omahku Memoriku memiliki arti Rumahku Kenanganku. Wedhus Gembel atau awan panas Merapi menghancurkan rumah ini. Sehingga, tersisa hanya dinding dan perabotan serta peralatan yang telah rusak berat akibat terpanganga awan panas.
Museum Omahku Memoriku Jadi Saksi Bisu
Efek dari erupsi Merapi yang terjadi bulan Oktober 2010 sangat besar. Menurut parah ahli, letusan tersebut mirip dengan letusan yang terjadi pada tahun 1872.
Erupsi tahun 2010 tersebut menghasilkan letusan dari puncak setinggi 10 kilometer. Lalu awan panas menuju ke arah tenggara atau Kali Gendol hingga 15 kilometer. Dampak yang timbul adalah rentetan gempa secara terus menerus hingga bulan November 2010.
Memori terkait gempa tersebut telah terukir di Museum Omahku Memoriku. Rumah ini menjadi pengingat agar selalu waspada akan adanya bencana.
Bagian Depan Rumah dan Halaman - Museum Omahku Memoriku
Omahku Memoriku milik Sarsuadji hancur dilahap awan panas dari Merapi. Kemudian yang tersisa hanya dinding, atapnya tidak ada lagi. Akan tetapi dibangunkan atap baru dan menjadi Museum Omahku Memoriku. Hampir seluruh barang di dalam rumah rusak dan tak dapat digunakan lagi.
Terlihat di bagian depan rumah terdapat petunjuk dengan tulisan yang sudah kabur dan sulit dibaca 'Galeri Sariadji, Omahku Memoriku, oleh Ahmad Athoillah M.A.' Tulisan dan gambar tersebut terkena paparan sinar matahari langsung selama sekian tahun hingga lama kelamaan menjadi kabur dan hilang.
Di bagian halaman depan museum mini ini terdapat kerangka atau tulang hewan ternak sapi atau kerbau. Kerangka tersebut disusun kembali seperti kerangka Dinosaurus di museum-museum luar negeri. Selanjutnya di bagian teras depan terdapat seperangkat alat musik gamelan, namun sudah penyok di beberapa bagian dan berkarat.
Bagian Dalam Rumah
Beralih ke bagian dalam rumah, sebagian lantai keramik sudah dibongkar. Lalu terdapat rongsokan bekas kursi tamu yang tinggal rangkanya, lemari buku hanya menyisakan 2 atau 3 buku yang sebagian halamannya terbakar. Selain itu terdapat rongsokan bekas sepeda, tabung gas 3 kg sudah berwarna kecoklatan, wajan, periuk dan juga alat memasak yang lain.
Di museum Omahku Memoriku juga tersisa debu atau pasir Gunung Merapi. Mungkin sengaja sisa debu dan pasir tersebut tidak dibersihkan agar menjadi display para pengunjung.
Dinding rumah tidak dicat ulang, jadi masih seperti habis dilanda awan panas. Selain itu, terdapat foto dokumentasi bencana Merapi meletus yang dipajang di dinding. Fotografer yang meliput dan mengabadikan momen terjadinya bencana alam tersebut adalah Boy T. Harjanto.
Terdapat pula foto Mbah Maridjan, juru kunci Merapi yang ikut menjadi korban peristiwa dahsyat tersebut. Foto tim penyelamat dari TNI, SAR dan kelompok lain juga terpajang di sini. Lalu foto lainnya adalah ternak yang bergelimpangan dilanda awan panas dengan tubuh hangus.
Pajangan dinding berikut adalah jam dinding yang meleleh. Terlihat jarum jam tersebut menunjukkan pukul 12.15, dimana waktu tersebut merupakan waktu ketika abu panas melanda rumah Sarsuadji dan warga sekitar serta menghentikan waktunya. Tampak tulisan 'The Moment time of eruption 5 Nov 2010' di atas jam tersebut.
Jika melihat jam tersebut membuat siapa saja merasa kembali ke masa ketika terjadi erupsi Merapi dan awan panas melanda. Kedahsyatan awan panas tersebut menghancurkan semua yang dilaluinya.
Museum mini yang ada di lereng merapi ini masuk dalam kategori Dark Tourism atau objek wisata kelam. Hal ini karena museum hanya menyisakan harta dari warga korban erupsi Merapi.
Lokasi Museum Omahku Memoriku
Wisata Omahku Memoriku ini terletak di bekas Dusun Petung, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Lokasi ini berada cukup jauh dari perkotaan dan dekat dengan Gunung Merapi.
Museum ini tergolong besar ukurannya karena dulu merupakan bekas dari rumah kepala desa. Koleksi barang di dalamnya terkena bekas abu vulkanik cukup banyak.
Kemudian pada jarak kurang lebih 500 meter dari Museum Mini Sisa Hartaku terdapat Museum Sisa Hartaku. Lokasinya juga berdekatan dengan The Lost World Castle dan Rumah Hobbit. Terdapat spot foto menarik dengan background The Lost World Castle.
Sebelum terjadi erupsi, rumah ini digunakan untuk banyak kegiatan kemasyarakatan. Seperti pengembangan seni musik Jawa, yakni seni budaya Jawa Karawitan dan pentas kesenian wayang kulit serta ketoprak yang dihadiri warga sekitar.
Rumah ini juga sering digunakan sebagai TPS atau Tempat Pemungutan Suara dalam penyelenggaraan Pemilihan umum dekade tahun 90-an. Selain itu, rumah ini juga menjadi tempat ajang penyelenggaraan prosesi acara ritual, yakni dandan kali yang berpusat di Umbul Ringin gan Umbul Batu.
Tips Berkunjung ke Omahku Memoriku
Ketika akan berkunjung ke wisata Merapi, sebaiknya ikuti tips berikut ini:
Pilih Waktu yang Tepat
Wisata di sekitar Gunung Merapi tidak dapat dilakukan sembarangan, terlebih lagi jika kondisi gunung api aktif atau siaga erupsi. Perjalanan membutuhkan perencanaan demi keamanan saat berwisata.
Kemudian pihak pengelola dapat membatalkan rencana perjalanan jika kondisi area lereng Merapi tak memungkinkan. Pastikan mendapat informasi tepat agar perjalanan aman, bila meragukan dapat melakukan penjadwalan ulang.
Gunakan Pakaian Nyaman
Memilih pakaian yang tepat ketika berwisata agar perjalanan nyaman dan aman. Baik itu trip pendek atau panjang, sebaiknya gunakan pakaian yang nyaman.
Lereng Merapi terkesan sebagai tempat gersang, maka gunakan pakaian yang dapat menyerap keringat. Namun jika wisata hingga sore hari maka bisa menambah aksesori seperti topi dan kacamata.
Namun bila perjalanan dilakukan saat pagi atau sore hari agar dapat melihat sunrise atau sunset macam kondisi udara akan dingin. Gunakan celana dan baju panjang, jaket serta syal agar tak kedinginan.
Sementara itu, kacamata diperlukan untuk melindungi mata dari debu akibat sisa erupsi. Jika menggunakan kacamata maka dapat mengurangi risiko terjadi iritasi setelah perjalanan. Untuk perjalanan siang hari cenderung terik, sebaiknya gunakan kacamata hitam.
Area di sekitar Merapi, seperti wisata Omahku Memoriku banyak debu sisa erupsi, sehingga gunakan masker untuk melindungi pernafasan dari debu yang berterbangan. Selama perjalanan sebaiknya menggunakan masker agar tidak terpapar debu dan untuk kenyamanan.
Gunakan Sunblock
Untuk melindungi badan wajah dan tubuh, memakai pakaian serba panjang tidak cukup. Maka dari itu, gunakan sunblock untuk melindungi kulit wajah dan tubuh dari sinar ultraviolet.
Bawa sunblock selama perjalanan ke wisata di Lereng Merapi untuk digunakan ulang. Karena biasanya perjalanan membutuhkan waktu cukup panjang.
Pastikan Budget Cukup
Ketika memutuskan untuk berlibur, hal utama yang harus dipersiapkan adalah budget. Sesuaikan budget dengan kebutuhan sehingga dapat mendukung liburan semakin lancar dan aman.
Kemudian pastikan pula perbekalan mencukupi selama perjalanan. Untuk rute santai dapat membawa cemilan untuk menunda lapar. Jangan lupa membawa bekal air minum agar tetap terhidrasi meskipun cuaca terik.
Omahku Memoriku berdiri Oktober 2013 dengan tujuan untuk merepresentasikan korban fisik dan juga material karena erupsi Merapi tahun 2010. Museum Omahku Memoriku menjadi salah satu contoh gambaran rumah yang terkena dampak erupsi Merapi tahun 2010. Bangunan luluh lantak, hewan peliharaan mati tinggal tulang belulang, dan kendaraan bermotor rusak hanya menyisakan kerangka.