Sejarah Letusan Gunung Merapi Sejak Tahun 1006 hingga 2021

Gunung Merapi (2.968 mdpl), yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di dunia. Sejarah letusannya tercatat panjang, dengan aktivitas signifikan sudah terjadi sejak zaman Mataram Kuno. Salah satu letusan paling dahsyat terjadi pada tahun 1006 yang diduga kuat menutupi Candi Borobudur dan memicu keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno.
Pada abad ke-20, letusan besar juga terjadi, seperti pada tahun 1930 yang menewaskan ribuan orang. Sejak saat itu, Merapi terus mengalami erupsi kecil hingga sedang, dan yang paling terkenal dalam sejarah modern adalah letusan besar pada tahun 2010. Erupsi ini menghasilkan awan panas (wedus gembel) yang menyapu desa-desa di lerengnya dan menyebabkan korban jiwa yang signifikan, termasuk juru kunci legendarisnya, Mbah Maridjan. Letusan ini mengubah topografi puncak Merapi dan menjadi pengingat akan kekuatan alam yang tak terduga. Hingga kini, Merapi terus diamati dan dipantau secara ketat untuk memitigasi risiko bencana.
Sejarah letusan Gunung Merapi cukup panjang. Gunung tersebut tercatat pertama kali meletus pada tahun 1006 Masehi. Tiap kali gunung tersebut meletus, dampaknya begitu dahsyat. Hal inilah yang membuat banyak orang tertarik untuk mengetahui bagaimana sejarahnya.
Sejarah Letusan Gunung Merapi di Jogjakarta
Merapi merupakan salah satu gunung aktif yang ada di Indonesia. Gunung ini sudah pernah meletus hingga puluhan kali. Berikut sejarahnya.
Periode 1006
Letusan pertama tercatat pada tahun 1006 dan disebut sebagai sejarah yang mampu mengubah peradaban Jawa. Hal ini karena letusan tersebut sangat dahsyat hingga bisa merusak peradaban Kerajaan Mataram Kuno, Candi Borobudur maupun candi lainnya.
Periode Abad ke-19
Selain tahun 1006, gunung ini kembali meletus pada abad ke-19. Lebih tepatnya di tahun 1768, 1822, 1849 serta 1872. Dalam sejarah letusan Gunung Merapi ini, kejadian tersebut memunculkan awan panas hingga 20 km dari puncak. Mirisnya, di periode tersebut tercatat ada lebih dari 80 kali letusan.
Periode 1930
Di abad ke-20, gunung ini kembali meletus. Saking dahsyatnya, saat itu muncul istilah wedhus gembel. Letusan ini menimbulkan korban tewas hingga 1370 orang. Korban tersebut ada di 13 desa yang terletak dalam kawasan sekitar Gunung Merapi. Selain itu, letusan ini juga menimbulkan ribuan hewan ternak mati. Hal ini karena hewan ternak tersebut terkena semburan awan panas dari Gunung Merapi.
Periode 1954
Gunung Merapi kembali meletus di tahun ini. Meski tidak sedahsyat tahun 1930, namun letusan Gunung Merapi juga menimbulkan kerugian besar dalam sejarah di Indonesia.
Tercatat ada 64 orang yang tewas karena letusan Gunung Merapi. Lalu ada 37 orang yang mengalami luka-luka. Saat bencana alam ini terjadi, para pengungsi juga mendapatkan bantuan dari pihak kepolisian. Tentara RI juga terlihat memberikan bantuan berupa pendirian tempat pengungsian.
Periode 1961
Beberapa tahun kemudian, Gunung Merapi ini kembali meletus. Letusan gunung api di tahun ini terbilang sangat parah. Hal ini karena letusannya menyebabkan Kabupaten Sleman dan daerah di sekitarnya jadi gelap gulita. Alasannya lantaran letusannya menimbulkan hujan abu sangat tebal dan besar.
Bukan hanya itu, letusan Gunung Merapi ini juga membuat materialnya bergerak ke arah selatan. Awan panasnya meluncur ke Kali Bebeng dan Kali Batang.
Dalam sejarah letusan Gunung Merapi tersebut, sebagian besar warga mendengar ada suara gemuruh. Untuk menghindari hal-hal tak diinginkan, warga langsung berbondong-bondong mencari tempat aman sebagai kawasan pengungsian.
Periode 1994
Setelah puluhan tahun berdiam tidak mengeluarkan letusannya, Gunung Merapi kembali beraksi pada periode 1994. Di tahun tersebut, letusannya sangat dahsyat. Bahkan disebut sebagai letusan terparah kedua setelah tahun 1930.
Hal ini karena Gunung Merapi meletus dengan meruntuhkan kubah lava yang memiliki volume 2,6 juta m³. Peristiwa tersebut menimbulkan awan panas yang bergerak hingga 6,5 km ke barat laut dan selatan.
Letusan Gunung Merapi ini membuat masyarakat trauma. Bagaimana tidak, letusan Gunung Merapi saat itu sampai menewaskan 69 orang. Lalu ada puluhan orang yang mengalami luka-luka. Hal inilah yang membuat banyak orang tak bisa melupakan peristiwa tersebut.
Periode 1998
Di sejarah tahun 1998, ada juga letusan Gunung Merapi namun tidak sampai mengakibatkan korban jiwa. Hal ini karena untungnya awan panasnya menjulang tinggi ke atas.
Selain itu, letusan Gunung Merapi ini juga membuat aliran awan panasnya meluncur ke hulu Sungai Blongkeng. Bahkan alirannya juga menuju Senowo yang ada di sisi barat Gunung Merapi ini.
Karena hal itu, erupsi Gunung Merapi tersebut termasuk erupsi yang memiliki arah baru sejak peristiwa-peristiwa sebelumnya. Korban yang terdampak letusan Gunung Merapi ini untungnya tidak mengalami luka serius.
Periode 2001
Gunung Merapi juga meletus di tahun 2001 dan ditandai dengan adanya wedhus gembel. Ketika peristiwa tersebut terjadi, juga ada hujan abu. Hujan abu dan wedhus gembel mengarah ke barat daya dengan jarak tempuhnya hingga 6 km. Pergerakan awan panas ini cukup cepat hingga membuat hutan pinus yang ada di Kandang Macan jadi hangus terbakar.
Peristiwa tersebut semakin menakutkan karena ada semburan ke udara dengan ketinggian lebih dari 5 km. Hal tersebut tercatat dari puncak Gunung Merapi.
Periode 2006
Kawasan Kaliadem rusak parah ketika peristiwa Gunung Merapi meletus di tahun ini. Selain itu, dalam sejarah letusan Gunung Merapi ini juga menyebabkan korban jiwa sebanyak dua orang.
Keduanya adalah relawan yang memiliki kepedulian tinggi terhadap masyarakat sekitar. Dua orang relawan ini tewas karena terkena awan panas. Sebelum Gunung Merapi ini meletus, ada sejumlah tanda yang dirasakan oleh masyarakat sekitar. Tanda tersebut seperti halnya deformasi dan gempa. Setelah merasakan hal tersebut, masyarakat lantas melihat hujan abu vulkanik. Peristiwa ini terjadi selama 3 hari di kawasan Kota maupun Kabupaten Magelang.
Bahkan hujan abunya juga sampai ke Kabupaten Sleman dan kawasan Jawa Tengah. Karena peristiwa tersebut, aktivitas jadi terhambat.
Peristiwa 2010
Di tahun 2010, Gunung Merapi ini kembali mengeluarkan letusannya yang mengerikan. Lebih tepatnya pada tanggal 26 Oktober pukul 17.02 WIB. Di sejarah Gunung Merapi tersebut, terjadi letusan pertama dengan sifat eksplosif. Lalu diikuti dentuman dan awan panas. Letusan yang sama juga terjadi pada tanggal 29-30 Oktober 2010. Kemudian di tanggal 3-4 November 2010, ada pertumbuhan kubah lava dengan volume mencapai 3,5 juta m³.
Letusan Gunung Merapi ini lantas menghancurkan kubah lava tersebut hingga memicu aliran awan panas sampai 15 km dari puncaknya. Awan panas tersebut mengalir ke arah Kali Gendol.
Akibat peristiwa ini, tercatat ada 347 orang yang tewas. Untuk korban terbanyaknya ada di Kabupaten Sleman sebab tercatat hingga 246 jiwa. Lalu ada Kabupaten Magelang dengan korban jiwa hingga 52 orang. Selanjutnya Klaten dengan korban jiwa 29 orang.
Kemudian ada Boyolali sebanyak 10 korban jiwa. Bukan hanya korban jiwanya saja yang mendapat perhatian serius, melainkan juga jumlah pengungsinya.
Hal ini karena letusan Gunung Merapi dalam sejarah di Indonesia tersebut membuat ratusan orang harus mengungsi. Tercatat jumlah pengungsinya saat itu ada 410.388 orang.
Periode 2021
Beberapa tahun yang lalu ternyata Gunung Merapi ini juga bereaksi. Lebih tepatnya di tahun 2021. Di tahun tersebut, Gunung Merapi ini berstatus siaga.
Walau tak erupsi, namun gunung ini menimbulkan gempa hingga beberapa kali. Setidaknya ada 23 kali gempa. Baik itu gempa vulkanik maupun tektonik.
Gunung Merapi ini memang sudah puluhan kali meletus. Akan tetapi, panorama keindahan dan daya tariknya tidak pernah pudar. Hal inilah yang membuat banyak orang tertarik untuk mengunjunginya. Baik itu berkunjung bersama pasangan, keluarga, rekan kerja maupun orang terdekat lainnya.
Dengan mengunjunginya, wisatawan juga bisa mengetahui bagaimana sisa letusannya secara lebih dekat. Bahkan juga bisa memperkaya edukasi atau pemahaman terkait wisata alam tersebut.
Dari uraian di atas, tampak jelas bahwa sejarah letusan Gunung Merapi memang panjang dari tahun ke tahun. Tiap letusannya memiliki kisah tersendiri yang masih melekat di telinga masyarakat saat ini. Tak heran jika informasi tentang Gunung Merapi selalu menarik untuk diikuti.